pacaran menyeret orang tua ke neraka
Siapasangka, Nicholas Sean tak ingin menikah karena merasa terlalu perfeksionis. . Bahkan, dirinya mengaku hanya pernah pacaran satu kali dengan hubungan hampir dua tahun yang berakhir putus
Merekaitulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus," (QS Al hujurat : 7) Baca juga: Faidah Luar Biasa dari Seringnya Mengucap Alhamdulillah Dan banyak ayat-ayat lainnya dalam Al Qur'an tentang perihal cinta ini. Namun demikian, ada beberapa jenis 'cinta' yang ternyata akan menjerumuskan atau menyeret manusia kepada azab dan neraka.
Wo Kann Ich Eine Frau Kennenlernen. Muslimahdaily - Ada empat jenis cinta. Masing-masing dapat membawa pelakunya pada pahala ataupun dosa. Meski pada hakikatnya cinta adalah sebuah ibadah, namun dalam kehidupan manusia ternyata cinta dapat membuat petaka. Jika salah merasakan cinta, maka kelak di akhirat cinta itu akan menyeret si pecinta ke neraka. Oleh karena itu, perasaan cinta mestilah tak ditujukan pada sesuatu yang salah apalagi haram. Berikut cinta "haram" yang harus dihindari. Syirkiyyah Yakni cinta yang mengandung kesyirikan. Cinta ini menandingi cinta kepada Allah. Si pecinta menuhankan cintanya kepada selain Allah. Allah berfirman, "Dan di antara manusia ada yang menjadikan tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Dan orang-orang yang beriman sangat besar kecintaannya kepada Allah," QS. Al Baqarah 165. Berhati-hatilah jika mencintai sesuatu. Jangan sampai cinta itu setara atau bahkan melebihi cinta kepada Allah. Tentu ini tak hanya berlaku bagi berhala, dewa, Yesus ataupun sesuatu yang dituhankan manusia. Namun ini termasuk pula jikalau kita mencintai segala sesuatu melebihi cinta kepada Allah, baik itu harta, anak atau bahkan pasangan. Ancaman bagi pecinta jenis ini bukan lain adalah neraka jahannam yang kekal abadi. Sebagaimana kelanjutan ayat diatas, yakni diakhir ayat 167, Allah berfirman, "dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka." Muharromah Mahabbah muharromah atau cinta yang diharamkan atau cinta maksiat. Cinta jenis ini merupakan rasa cinta yang ditujukan pada orang kafir, musyrikin, munafiqin, pelaku bid'ah dan lain-lain dari kalangan pelanggar agama Allah. Bahkan tak hanya pelakunya, namun juga perbuatannya. Jika mencintai perbuatan syirik, kafir, nifaq, bid'ah ataupun larangan syariat, maka termasuk cinta jenis ini. Thabi'iyyah Jenis cinta yang ketiga yakni mahabbah thabi'iyyah atau cinta tabiat. Cinta jenis ini tidaklah haram melainkan mubah. Akan tetapi, hukum mubah ini dapat berubah menjadi haram jika rasa cinta terlalu berlebihan. Cinta ini ditujukan pada pasangan, orang tua, anak, sahabat dan lain sebagainya yang menjadi tabiat manusia untuk mencintai orang-orang tersebut. Disebut tabiat karena cinta ini merupakan sebuah perangai ataupun perasaan yang sudah menjadi fitrah manusia. Allah menciptakan manusia dengan segala perasaan cinta ini. Oleh karena itu, cinta ini hukumnya mubah alias dibolehkan atau sah-sah saja. Kapan cinta tabiat ini menjadi haram, sebagaimana dijelaskan pada jenis cinta pertama, yakni ketika cinta tabiat ini melebihi porsinya. Jika cinta tabiat ini melebihi cinta kepada Allah dan RasulNya, maka pelakunya akan berdosa dan terancam neraka. Allah berfirman, "Katakanlah, 'jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, dan sanak saudara kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatirkan kerugian nya dan tempat tinggal yang kalian sukai, adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan RasulNya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.' dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik," QS. At Taubah 24. Ibnu Katsir menafsirkan kalimat "maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya" dengan azab. Maksudnya, yakni tunggulah hukuman yang akan menimpa kalian. Sebuah hukuman berat akan diberikan pada para pelaku cinta tabiat yang berlebihan hingga menandingi cinta kepada Allah. Oleh karena itu, berhati-hati lah dalam mencinta. Meski cinta itu indah namun dapat menjerumuskan kita pada azab. Patokannya hanya satu, yakni rasa cinta kita semestinyalah tak melebihi cinta kepada Allah. Rasa cinta kita semestinyalah muncul karena cinta kepada Allah.
Bismillahirrahmanirrahim... Rasulullah SAW pernah bercerita tentang pengalaman beliau ketika Isra' Miraj, yaitu melihat penghuni neraka yang didominasi oleh kaum wanita. Rasulullah SAW juga berkata bahwa penghuni surga yang paling sedikit adalah kaum wanita. Serem banget nggak sih, kita para wanita mempunyai resiko yang sangat besar untuk masuk neraka. Kok bisa gitu ya? Jawabannya bisa kita mulai dengan melihat pantulan diri kita sendiri di cermin. Perhatikan baik-baik, fisik kita memiliki kemampuan untuk membangkitkan nafsu pria yang melihatnya. Apalagi jika kita mengeksposnya secara gratis dengan pakaian serba minim. Kita juga bisa melihat ke sekitar kita, kebanyakan orang menjual diri demi uang adalah wanita. Wanita juga sering menjadi rebutan oleh kaum lelaki, sehingga tingkahnya semakin jadi. Sungguh miris sekali. Inilah tanda-tanda bahwa kita hidup di akhir zaman. Walaupun diperintahkan untuk diam di rumah saja, aku pun walaupun nggak melakukan hal yang bukan-bukan, tetep saja males kalau cuma di rumah seharian. Apalagi wanita-wanita yang hobi clubbing, dan lain sebagainya... Buat kaum lelaki, jangan lantas senang dulu karena merasa penghuni neraka paling banyak bukanlah kaum lelaki. Karena sesungguhnya, lelaki justru memiliki resiko hampir sama besar atau bahkan lebih besar daripada wanita. Kenapa? Karena kenyataannya, seorang wanita bisa menyeret paksa 4 lelaki sekaligus bersamanya jika dia masuk neraka. Nah lo??!! Kita semua sudah tahu, bagaimana Islam benar-benar melindungi wanita. Salah satunya adalah seorang wanita adalah tanggungjawab paling tidak 1 lelaki selama hidup di dunia. Apapun yang terjadi pada wanita itu, semua adalah tanggungjawab lelaki tersebut. Wanita juga diperintahkan untuk menutup auratnya agar ia tidak menjadi bahan pelecehan, dan lain sebagainya. Siapa saja pria yang akan diseret oleh seorang wanita jika dirinya masuk neraka? 1. Ayahnya 2. Saudara lelakinya 3. Suaminya 4. Anak lelakinya Ada sebuah kisah, ketika seorang wanita dipanggil oleh Allah SWT untuk ditimbang amalannya, ternyata wanita tersebut memiliki timbangan amal buruk lebih berat daripada amal baik. Kemudian ia ditanya, "Menurut catatan kelakuanmu selama hidup di dunia, kamu tidak menutup auratmu hingga kamu meninggal. Kamu juga menghabiskan masa mudamu dengan berpacaran dengan orang yang bukan muhrimmu. Apakah betul?", tanya Allah SWT. "Benar, ya Tuhanku", jawabnya tanpa bisa berbohong. "Amalan burukmu lebih berat daripada amalan baikmu, maka masuklah kamu ke dalam neraka", kata Allah SWT. "Aku keberatan, ya Tuhanku! Aku tidak ikhlas untuk masuk ke neraka!" "Mengapa demikian?" "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku tidak menutup auratku, aku tidak beribadah kepada-Mu, adalah karena AYAHKU tidak pernah mendidikku untuk mengenal agama. Dia membiarkanku bodoh tentang agama, tidak pernah ia memaksaku untuk belajar agama, tidak mengajariku sholat, mengaji, atau berpuasa. Bagaimana dengannya?" Kemudian Allah SWT memanggil ayah dari wanita tersebut dan ditanya, "Benarkah demikian, kamu tidak pernah memperkenalkan agama pada putrimu?" Ayahnya menjawab, "Benar demikian, ya Tuhanku" "Maka masuklah kamu bersamanya ke neraka", perintah Allah SWT. "Bagaimana, sekarang kamu sudah ikhlas untuk masuk ke neraka bersama ayahmu?", tanya Allah SWT. "Aku keberatan, ya Tuhanku! Aku masih belum ikhlas untuk masuk ke neraka!", jawabnya. "Mengapa demikian? Bukankah ayahmu juga masuk neraka bersamamu?" "Ya Tuhanku, aku mempunyai SAUDARA LELAKI yang setiap hari bertemu denganku, dia mengetahui kelakuanku, dia mengetahui aku berpacaran dengan yang bukan muhrimku, tetapi dia tidak melarangku. Dia melihat aku tidak menutup aurat, tetapi dia tidak melarangku. Dia tahu aku tidak mengerjakan sholat, tetapi dia tidak menegurku. Dia tidak juga mengajarkan agama kepadaku. Bagaimana dengannya?" Kemudian Allah SWT memanggil saudara lelaki dari wanita tersebut dan ditanya hal yang serupa dengan ayahnya. Saudara lelakinya pun mengakui bahwa yang dikatakan oleh saudara perempuannya tersebut benar, Maka Allah SWT pun menyuruhnya untuk masuk neraka bersama dengan ayah dan saudara perempuannya. "Bagaimana, sekarang kamu sudah ikhlas untuk masuk ke neraka?", tanya Allah SWT. "Belum, ya Tuhanku! Aku belum ikhlas masuk ke neraka!", jawabnya lagi. "Mengapa demikian? Bukankah ayah dan saudara lelakimu juga masuk neraka bersamamu?" "Ya Tuhanku, selama di dunia, aku menikahi seorang pria yang menjadi SUAMIKU. Tetapi dia tidak menegurku karena tidak menutup aurat atau pun berdandan untuk orang lain selain dirinya. Dia juga tidak mengajariku untuk menyembahmu. Dia tidak mengajarkan agama padaku sebagai istrinya. Yang dia inginkan hanyalah untuk meniduriku. Bagaimana dengannya?" Allah SWT memanggil suami dari wanita tersebut dan ditanya. Suaminya pun mengakui semua yang dikatakan istrinya. Maka Allah SWT pun menyuruhnya untuk masuk neraka bersama dengan ayah dan saudara lelaki istrinya. "Bagaimana, sekarang kamu sudah ikhlas untuk masuk ke neraka?", tanya Allah SWT lagi. "Belum, ya Tuhanku! AKu masih belum ikhlas!" "Mengapa demikian? Bukankah ayah, saudara lelaki, dan suamimu juga masuk neraka bersamamu?" "Ya Tuhanku, di dunia aku melahirkan seorang ANAK LELAKI yang kukandung 9 bulan lamanya dan kubesarkan. Tetapi dia tidak pernah menegurku, ibunya ketika aku melakukan hal yang tidak baik walaupun dia tahu. Dia membiarkanku mencela orang lain, membicarakan orang lain, menyakiti orang lain, padahal dia tahu. Bagaimana dengannya?" Sekali lagi Allah SWT memanggil anak lelaki dari wanita tersebut, dan anaknya mengakui bahwa yang diaktakan oleh ibunya adalah benar. Maka Allah SWT pun menyuruhnya untuk masuk neraka bersama ayah, saudara lelaki, dan suami dari ibunya. "Bagaimana, sekarang kamu sudah ikhlas untuk masuk neraka?", tanya Allah SWT. "Ya, Tuhanku. Aku sudah ikhlas untuk masuk neraka sekarang" Mendengar hal ini, menjeritlah para lelaki yang sedang menanti gilirannya dihisab amal perbuatannya. Mereka menangis, menyesal, tetapi sudah sangat amat terlambat untuk menyesal. Begitulah ceritanya. Seorang AYAH yang alim, ahli ibadah sekalipun akan ikut putrinya masuk neraka ketika ayahnya tidak memenuhi tanggung jawabnya untuk menjamin putrinya mengenal agama. Semiskin-miskinnya keluarganya, tidak ada alasan untuk tidak bisa menjamin ajaran agama bisa didapat putrinya. Seorang ayah harus mengajarkan putrinya sholat, berpuasa, dan menutup auratnya begitu putrinya mendapatkan haid pertama. Ayahnya harus tegas untuk mendidik putrinya, menjaga amanah yang telah diberikan Allah SWT. Seorang SAUDARA LELAKI yang alim, ahli ibadah sekalipun akan ikut saudara perempuannya masuk neraka ketika ia tahu saudara perempuannya tersebut tidak beribadah kepada Allah SWT, tidak menutup aurat, tetapi ia membiarkannya. Ia membiarkan saudara perempuannya bersama pria yang bukan mahramnya, mengenakan pakaian terbuka, meninggalkan sholat, lupa pada Tuhannya, dan tidak mencontohkan hal baik bagi saudaranya tersebut. Seorang SUAMI yang alim, ahli ibadah sekalipun akan ikut istrinya masuk neraka ketika ia tidak mengajarkan istrinya untuk bersujud kepada Allah SWT. Jika ia tahu aurat istrinya tidak ditutup sehingga lelaki lain selain muhrimnya bisa melihat, walaupun hanya sehelai rambut yang sengaja diperlihatkannya, dan suaminya tersebut tidak menegur istrinya, atau suaminya tidak mengajarkan istrinya untuk patuh kepadanya sehingga menjadi seorang istri yang membangkang, maka kelak istrinya akan membawanya serta ke neraka. Seorang ANAK LELAKI yang alim, ahli ibadah sekalipun akan ikut ibunya masuk neraka ketika ia tahu ibunya berbuat hal yang tidak baik, seperti mencela orang lain, membicarakan orang lain, menyakiti orang lain, meninggalkan sholat, tidak mau menutup auratnya, tidak mau berpuasa, dan lain sebagainya, tetapi anak tersebut tidak mau menegur ibunya, melainkan membiarkan ibunya begitu saja, sehingga ibunya semakin jadi. Kalau menurutku, yang diwajibkan adalah setidaknya berusaha untuk memberitahu wanita yang menjadi tanggung jawab mereka. Ayah memberitahu putrinya, saudara lelaki memberitahu saudara perempuannya, suami memberitahu istrinya, anak lelaki memberitahu ibunya. Jika sudah diberitahu berkali-kali tetapi tetap bandel, itu sudah tanggung jawab wanita itu sendiri. Padahal sudah diberitahu, tapi tidak mau mendengarkan. Seperti pada kisah Nabi Nuh yang istri dan anaknya tidak mau mendengarkannya walaupun beliau sudah mengajak mereka. Akhirnya ketika mereka tenggelam Allah SWT berkata bahwa mereka bukan keluarganya, dan Nabi Nuh harus mengikhlaskan mereka. Rasanya jika seorang ayah memberitahu putrinya, seharusnya bukan sebuah masalah. Karena seharusnya seorang anak perempuan hormat dan patuh pada orang tuanya. Begitu juga suami kepada istrinya, atau saudara lelaki kepada saudara perempuannya. Yang menjadi masalah adalah jika seorang anak harus memberitahu ibunya. Yakin deh, anak tersebut pasti bakal mikir seribu kali, takut membuat ibunya marah, menyakiti ibunya. Tetapi ingat, dengan membiarkannya, justru semakin banyak dosa ibunya. Sebagai contohnya, ada seorang ibu yang ingin punya anak perempuan, sedangkan ia hanya memiliki seorang anak lelaki. Kemudian ibu tersebut mengangkat seorang anak perempuan untuk dibesarkan. Ternyata cara ibunya membesarkannya adalah dengan memaki-maki gadis tersebut, memukul, dan kekerasan-kekerasan lainnya sehingga anak gadis tersebut menangis karena tersakiti dan terdzalimi. Namun anak lelakinya hanya diam saja. Dalam hatinya ia tidak suka melihat ibunya memperlakukan saudara angkatnya seperti itu, tetapi ia tidak berani menegur ibunya, karena takut durhaka. Menurutku sih, itu nggak benar! Memberitahu hal yang benar ketika orang tua kita salah, bukan berarti kita durhaka pada mereka. Allah SWT maha tahu mana yang benar-benar durhaka, mana yang bukan. Jika seandainya orang tua kita sudah kita tegur tapi malah marah, ya kita bisa meminta maaf dengan cara baik-baik, bicaranya juga baik-baik. Jangan membentak dengan perkataan kasar. Beritahu saja baik-baik, pelan-pelan. Kalau orangtua kita tetap marah ya sudah, biarkan saja. Allah SWT maha tahu, kok. Jangan sampai sudah beribadah siang malam, tapi hanya karena tidak bertanggung jawab kepada seorang perempuan membawa kalian para lelaki ke neraka. sumber Walaupun sumber link diatas kurang kuat untuk menjelaskan sumber kitabnya walaupun sumbernya kurang kuat tapi ada hadist shahih sebagai buktinya / penguat dari Hikmah Kisah di atas • Hadis riwayat Ibnu Umar ra. Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda Ketahuilah! Masing-masing kamu adalah pemimpin, dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpin. Seorang raja yang memimpin rakyat adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin anggota keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap mereka. Seorang isteri juga pemimpin bagi rumah tangga serta anak suaminya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Ingatlah! Masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. Shahih Muslim dan juga Firman Allah di Surat At-Tahrim ayat ke enam “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang At-Tahrim 6QuoteOriginal Posted By aiuredi►lah kalo emang bener gitu malah penghuni neraka yang banyak jadinya lelaki dong bukan gan tetep wanita yang menjadi penghuni neraka paling banyak menurut Hadist Nabi bukan berarti setiap wanita yang ada di dunia maka dia bisa menyeret 4 orang yg ada di keluarganya misalnya kya gini apabila ayahnya, kakaknya, suaminya, dan anaknya sudah memperingatkan bahwa si wanita ini si pelaku sudah diperingati waktu ketika dia masih di dunia tentang belajar untuk mengenal agama. perintah sholat, perintah mengaji, dan perintah si pelaku ini menolaknya maka si pelaku ini tidak punya hak untuk menyeret sanak familinya ayahnya, kakaknya, suaminya, dan anaknya jadi si wanita ini si pelaku masuk ke neraka sendirian gan tanpa bawa bawa sanak famili-nya
loading... "Dan di antara manusia ada yang menjadikan tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Dan orang-orang yang beriman sangat besar kecintaannya kepada Allah,........" QS. Al Baqarah 165. Baca Juga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Barang siapa mencintai makhluk seperti kecintaannya kepada al-Khaliq Yang Maha Pencipta, yaitu Allah, –ed., dia telah melakukan perbuatan syirik. Sungguh, dia telah menjadikan selain Allah sebagai tandingan, dan mencintainya sebagaimana dia mencintai Allah.” Majmu’ al-Fatawa 10/265Ancaman bagi pecinta jenis ini bukan lain adalah neraka jahannam yang kekal abadi. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman tentang perbuatan syirik,إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفۡتَرَىٰٓ إِثۡمًا عَظِيمًا ٤٨“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa mempersekutukan Allah, sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” QS an-Nisa’ 48 MuharromahMahabbah muharromah atau cinta yang diharamkan atau cinta maksiat. Cinta jenis ini merupakan rasa cinta yang ditujukan pada orang kafir, musyrikin, munafiqin, pelaku bid'ah dan lain-lain dari kalangan pelanggar agama Allah. Bahkan tak hanya pelakunya, namun juga perbuatannya. Jika mencintai perbuatan syirik, kafir, nifaq, bid'ah ataupun larangan syariat, maka termasuk cinta jenis ini. Baca Juga Thabi'iyyahJenis cinta yang ketiga yakni mahabbah thabi'iyyah atau cinta tabiat. Cinta jenis ini tidaklah haram melainkan mubah. Akan tetapi, hukum mubah ini dapat berubah menjadi haram jika rasa cinta terlalu berlebihan. Cinta ini ditujukan pada pasangan, orang tua, anak, sahabat dan lain sebagainya yang menjadi tabiat manusia untuk mencintai orang-orang tersebut. Disebut tabiat karena cinta ini merupakan sebuah perangai ataupun perasaan yang sudah menjadi fitrah manusia. Allah menciptakan manusia dengan segala perasaan cinta ini. Oleh karena itu, cinta ini hukumnya mubah alias dibolehkan atau sah-sah cinta tabiat ini menjadi haram, sebagaimana dijelaskan pada jenis cinta pertama, yakni ketika cinta tabiat ini melebihi porsinya. Jika cinta tabiat ini melebihi cinta kepada Allah dan RasulNya, maka pelakunya akan berdosa dan terancam neraka. Baca Juga Allah berfirman, "Katakanlah, 'jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, dan sanak saudara kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatirkan kerugian nya dan tempat tinggal yang kalian sukai, adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan RasulNya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.' dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik," QS. At Taubah 24.Ibnu Katsir menafsirkan kalimat "maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya" dengan azab. Maksudnya, yakni tunggulah hukuman yang akan menimpa kalian. Sebuah hukuman berat akan diberikan pada para pelaku cinta tabiat yang berlebihan hingga menandingi cinta kepada Allah. Baca Juga Wallahu A'lam wid
loading...Ada tiga jenis cinta yang ternyata bisa menyeret manusia pada azab dan neraka jahanam, salah satunya adalah cinta yang menjurus pada kemaksiatan. Foto ilustrasi/ist Banyak ayat-ayat dalam Al-Qur'an tentang cinta ini. Namun demikian, ada beberapa jenis 'cinta' yang ternyata akan menjerumuskan atau menyeret manusia kepada azab dan neraka. Cinta jenis apakah itu? Salah satu ayat yang menggambarkan tentang cinta adalah, firman Allah sebagai berikutزُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ"Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik surga. QS Al Imran 14 Baca Juga Lantas cinta yang mana yang dapat menyeret manusia ke dalam neraka ini? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa jenis cinta yang harus dihindari tersebut SyirkiyyahJenis ini adalah cinta yang mengandung kesyirikan. Cinta ini menandingi cinta kepada Allah. Si pecinta menuhankan cintanya kepada selain Ta'ala berfirman, وَمِنَ النَّاسِ مَنۡ يَّتَّخِذُ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ اَنۡدَادًا يُّحِبُّوۡنَهُمۡ كَحُبِّ اللّٰهِؕ وَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡٓا اَشَدُّ حُبًّا لِّلّٰهِ ؕ وَلَوۡ يَرَى الَّذِيۡنَ ظَلَمُوۡٓا اِذۡ يَرَوۡنَ الۡعَذَابَۙ اَنَّ الۡقُوَّةَ لِلّٰهِ جَمِيۡعًا ۙ وَّاَنَّ اللّٰهَ شَدِيۡدُ الۡعَذَابِ"....Dan di antara manusia ada yang menjadikan tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Dan orang-orang yang beriman sangat besar kecintaannya kepada Allah," QS. Al Baqarah 165.Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Barang siapa mencintai makhluk seperti kecintaannya kepada al-Khaliq Yang Maha Pencipta, yaitu Allah, –ed., dia telah melakukan perbuatan syirik. Sungguh, dia telah menjadikan selain Allah sebagai tandingan, dan mencintainya sebagaimana dia mencintai Allah.” Majmu’ al-Fatawa 10/265Ancaman bagi pecinta jenis ini bukan lain adalah neraka jahannam yang kekal abadi. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman tentang perbuatan syirik,إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفۡتَرَىٰٓ إِثۡمًا عَظِيمًا“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa mempersekutukan Allah, sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” QS an-Nisa’ 48 MuharromahMahabbah muharromah atau cinta yang diharamkan atau cinta maksiat. Cinta jenis ini merupakan rasa cinta yang ditujukan pada orang kafir, musyrikin, munafiqin, pelaku bid'ah dan lain-lain dari kalangan pelanggar agama Allah. Bahkan tak hanya pelakunya, namun juga perbuatannya. Jika mencintai perbuatan syirik, kafir, nifaq, bid'ah ataupun larangan syariat, maka termasuk cinta jenis Thabi'iyyahJenis cinta yang ketiga yakni mahabbah thabi'iyyah atau cinta tabiat. Cinta jenis ini tidaklah haram melainkan mubah. Akan tetapi, hukum mubah ini dapat berubah menjadi haram jika rasa cinta terlalu berlebihan. Cinta ini ditujukan pada pasangan, orang tua, anak, sahabat dan lain sebagainya yang menjadi tabiat manusia untuk mencintai orang-orang tersebut. Disebut tabiat karena cinta ini merupakan sebuah perangai ataupun perasaan yang sudah menjadi fitrah manusia. Allah menciptakan manusia dengan segala perasaan cinta ini. Oleh karena itu, cinta ini hukumnya mubah alias dibolehkan atau sah-sah saja.
"satu langkah wanita keluar rumah tanpa menutup aurat, satu langkah pula ayahnya hampir masuk neraka. Satu langkah seorang istri keluar rumah tanpa menutup aurat, satu langkah suaminya hampir masuk neraka".Saya sering sekali dapat ungkapan ini, dan beberapa web atau juga blog termasuk FanPage yang menuliskan ungkapan tersebut menambahkan kata "HR. Hakim", yang berarti bahwa ungkapan tersebut sebuah hadits. Malah ada juga yang menisbatkan ungkapan itu kepada riwayat Imam Bukhori dan dari sekian banyak web dan blog yang memasang ungkapan itu di sejagad maya ini, belum satu pun saya dapati ada yang menambahkan sanad hadits tersebut. Atau minimal disisipkan pula teks bahasa Arabnya. Sama sekali ada juga gambar-gambar yang berseliweran di internet yang isinya gambar wanita yang tidak berhijab kemudian bawahnya ditulis ungkapan ini, tentu tidak lupa dengan tambahan "HR……"Dengan keterbatasa alat, media dan referensi yang saya gunakan, saya sampai sekarang belum menemukan ungkapan itu dalam sebuah kitab Hadits, atau ada ulama yang mengaskan bahwa ini hadits. Karena memang kemunculan ungkapan tersebut juga agak aneh, tiba-tiba muncul dan kemudian menyebar tanpa ada sanad yang bukan dalam posisi menganjurkan orang untuk tidak menutup aurat, Na'udzubillah. Bukan juga melarang orang untuk berseru menutup aurat. Bukan itu! Saya harap tidak salah paham. Tapi saya melihat ada beberapa poin yang memang menabrak dinding syariah dengan ungkapan BuatanTentu poin yang paling penting ialah bahwa ungkapan ini sama sekali bukan hadits. Nah karena memang bukan hadits, maka jangan sekali-sekali kita menisbatkan sebuah ungkapan kepada Nabi saw yang aslinya itu bukan perkataan Nabi Muhammad jelas itu melanggar syariah dan masuk dalam kategori berbohong atas Nabi saw. Yang parahnya lagi, bahwa orang yang telah berbohong atas Nabi saw ganjarannya adalah neraka. Bukan main besarnya ancaman bagi yang mencoba-coba menisbatkan sebuah perkataan kepada Nabi saw padahal aslinya كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ"barang siapa yang berbohong atas ku dengan sengaja maka dia telah menyiapkan tempat untuknya di neraka" Muttafaq 'AlayhPerkara menisbatkan sebuah perkataan dan ungkapan kepada Nabi Muhammad saw bukanlah pekerjaan remeh yang sembarang orang bisa melakukannya. Kosekuensinya besar dan tidak tangung-tanggung. Karena berbohong atas Nabi tidak sama seperti berbohong atas manusia lain. Karena perkataan Nabi Muhammad adalah wahyu. Membual dengan hadits sama saja membual dengan wahyu. Lalu tempat apa yang lebih pantas untuk para pembual wahyu selain neraka?Jadi harus lebih teliti dengan ungkapan-ungkapan yang banyak menyebar dengan label hadits tapi sanad dan kitab rujukannya tidak NerakaYa. Walaupun dalam ungkapan tersebut tidak vulgar dinyatakan masuk neraka, hanya "Hampir" saja, tapi tetap hampir itu kan yang satu langkah, kalau langkahnya banyak ya yang tadinya hampir menjadi benar-benar masuk juga. heheDan alam affirmasi sebuah dakwah, kata-kata seperti itu sangat kasar dan menimbulkan kesan negative bagi si pendengar dan mad' semisal neraka, kafir, atau juga musyrik adalah kata-kata yang harusnya bisa dihindari dalam berdakwah. Dengan kata-kata kurang sopan itu, yang terjadi malah pendengar melipir pergi dan ogah lagi mendengarkan dakwah yang harus dipahami bahwa perkara menentukan si fulan dan fulanah kafir atau neraka sama sekali bukan perkara ecek-ecek. Seseorang tidak bisa melabeli seseorang dengan sebutan kafir kecuali dengan bukti-bukti nyata. Bukan dengan hadits bualan seperti ungkapan ini juga telah menyalahi standarisasi penilaian syariah, dalam quran disebutkan "Laa Taziru Waaziratun Wizro ukhro" seseorang yang berdosa tidak menanggung dosa orang lain.Seorang ayah atau ibu yang sudah berkali-kali memerintahkan anak perempuannya yang sudah baligh untuk berhijab, lalu kemudian dengan kanakalan remaja itu ia tetap tidak menggubris perintah orang tua dan terus tidak manutup aurat, ya itu perkara si perempuan bukan lagi perkara orang sering membayangkan bagaimana sakitnya perasaan orang tua dan suami ketika membaca ungkapan itu. padahal sejatinya beliau-beliau telah menempuh seluruh cara sekuat tenaga untuk bisa membuat anak dan istrinya menutup aurat. Tapi wanita itu tetap menolak untuk berhijab dengan alasan yang dan Harun 'Alaiyhimas-Salam Kepada Fir'aunFiraun yang memang sudah jelas kufurnya, sudah jelas masuk neraka, sudah jelas menandingi Allah swt dengan mengaku sebagai tuhan dan meminta disembah oleh rakyatnya. Tapi tetap Allah swt memerintahkan Nabi Musa dan Nabi Harun untuk berkata dengan perkataan yang baik dan sopan kepada Firaun."Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut". Thaha 44Ini kepada Fir'aun yang sudah jelas menyimpang, bahkan berani mengaku tuhan. Lalu kenapa kita terhadap saudara muslim lainnya yang sama-sama beriman, sama-sama berusaha untuk menjadi muslim yang makin baik tidak bisa berkata yang sopan dan lembut sebagaimana Musa dan Harun mendakwahi memang seorang muslim ialah seseorang yang punya sifat "Tabayyun", cek ricek kebenaran kabar penting yang datang ke kuping kita, tidak asal A'lam.
pacaran menyeret orang tua ke neraka